![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKAqPXmstBHU_7TJdWcZeNkjINKx6h0huJ1R8f6jFOqaMT6IqVOQUV1-QSC2v3qPqQHIDdZW8BDn_w53gZYlAgiOFsog0uLCGiiw6d0zWnN0x4mbC3lcIhO4tXbPACKuGzOKOqhDQuZX1E/s320/Efek+Alkohol.jpg)
KEBIASAAN minum minuman keras atau menelan sejumlah
besar bir atau anggur ternyata dapat menghilangkan tenaga. Padahal,
sering terdengar, minuman beralkohol digunakan sebagai pembangkit gairah
sebelum melakukan hubungan seks. Banyak iklan di pelbagai media cetak
mengiklankan produk minuman keras dapat menimbulkan kesan hangat, penuh
cinta, dan seksi.
Menurut
Dr Eugene Schoenfeld dari San Fransisco dan penulis pada kolom Dr
Hippocrates di berbagai surat kabar Amerika, alkohol memang merupakan
contoh obat yang begitu luas digunakan, tapi jangan dianggap semata
sebagai obat. “Dalam dosis yang lebih besar, terjadi depresi dan
perlambatan refleks. Stimulasi akibat alkohol sebenarnya disebabkan
pelepasan hambatan-hambatan yang ada,” tulisnya seperti dikutip dari
buku Nutrisi Seksual (Sexual Nutirition) yang ditulis oleh DR Morton
Walker.
Dr
Eugene Schoenfeld mengatakan, kebiasaan minum minuman beralkhohol
menyebabkan hati menghasilkan sejumlah besar enzim yang dapat
menghancurkan testosteron, hormon pembangkit libido pria. Sebuah riset
dari universitas di California menunjukkan bahwa kebanyakan pria tidak
bisa ereksi setelah meminum tiga kali minuman keras yang masing-masing
dosisnya 1 ons. Karena alkohol mengurangi produksi testosteron,
kebiasaan minum yang berat dapat menyebabkan impotensi permanen, bahkan
kecenderungan mandul pada pria.
Kendati
demikian, beberapa orang dengan karakter pribadi yang kuat masih bisa
ereksi meskipun dalam keadaan mabuk berat. Ahli riset seksual, dr CW
Sheppard dan dr GR Gay, menyimpulkan, dengan mempertimbangkan adanya
keraguan dalam manfaat dari penggunaan yang berlebihan, tidak masuk akal
juga untuk menggunakan stimulan dari bahan-bahan yang mengandung
alkohol.
“Seseorang
yang tak dapat bereaksi terhadap stimulasi psikoseksual biasa
seharusnya mencari bantuan profesional. Pada umumnya, minuman keras
hanya memberikan kekecewaan, bukan pada perbaikan seksual,” tulis
Sheppard dan Gray dalam laporannya yang dimuat dalam Journal of Abnormal
Psychology.
Masih
dalam laporan yang ditulis Shepperd dan Gray, dikatakan bahwa orang
yang minum alkohol, semangatnya dapat naik, tapi penisnya hanya naik
sementara saja, ereksinya pun hanya setengah keras. Dampak sebenarnya
dari alkohol dalam segala bentuknya, wiski, anggur, dan bir, dapat
menjadikan penis lembek alias loyo. Semakin mabuk, semakin lembek.
”Bagaimana
dengan wanita? Beberapa wanita mengatakan, efek minuman keras dapat
membuat gairah menjadi naik. Menurut penelitian psikolog dr G T Wilson
dan dr D M Lawson, para wanita itu lebih cepat mabuk dan mabuk lebih
lama dibandingkan dengan pria. Wanita lebih cepat menyerap alkohol dan
lebih dulu menahannya dalam darah daripada pria. Akibatnya, dapat
membahayakan janin.
Percobaan
yang disebut Fetal Alcohol Syndrome (FAS), sindroma alkohol janin yang
dilakukan para ahli di University of North Carolina, mengatakan,
gangguan pada janin sudah dapat terjadi pada tiga minggu kehamilan, jauh
sebelum wanitanya sendiri sadar dirinya hamil.
Sumber : Kompas