Banyaknya jajanan murah meriah (dengan tingkat higienis yang rendah) membuat gangguan pencernaan serta keluhan penyakit perut umum diderita masyarakat kita. Diare adalah salah satunya. Penyakit yang ditandai oleh perut mulas atau melilit, meriang, serta terus-menerus buang air besar (BAB) encer ini umumnya timbul karena kita mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang higienis.
Namun, karena umumnya dapat diatasi dengan mudah, diare lantas cenderung diremehkan. Padahal, diare juga dapat berakibat fatal, lho!
Menyerang usus
Menurut dr. Kartono Mohammad, mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia, penyakit diare terjadi karena terganggunya kemampuan usus dalam menyerap air dari sisa makanan. Penyebab diare sendiri bervariasi, mulai dari peradangan usus (kholera, disentri, bakteri, dan virus), kurang gizi, keracunan makanan, hingga kepekaan terhadap makanan tertentu (misalnya asam atau pedas).
Akibatnya, penderitanya bisa buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam sehari, dan feses (tinja) yang keluar lebih cair. Terkadang juga disertai muntah, demam, tidak nafsu makan, serta adanya lendir pada feses. Diare umumnya mengakibatkan cairan tubuh terbuang secara berlebihan melalui feses, sehingga tubuh menjadi lemas karena kekurangan cairan.
“Diare baru perlu ditanggapi serius jika penderitanya berusia di bawah 5 tahun atau lanjut usia. Pasalnya, di usia tersebut tubuh belum mampu atau kurang mampu lagi mengatasi dehidrasi,” ujar dr. Kartono. Bahkan, apabila menyerang bayi, diare yang dianggap sepele bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Dokter Kartono juga menegaskan, selama masih dalam batas wajar, diare tidak memerlukan pendeteksian secara serius karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1 hingga 2 hari, setelah sel-sel epitel mukosa usus yang rusak telah digantikan dengan sel-sel baru. Sehingga, keseimbangan antara penyerapan dan pengeluaran cairan (absorbsi dan sekresi) menjadi normal kembali.
Namun, jika diare terjadi terlalu sering, dan terdapat darah atau lendir pada feses, Anda patut waspada. Bisa jadi hal itu terjadi karena adanya luka pada usus atau bagian pencernaan. Diare terhitung wajar jika diderita maksimum 4 kali dalam setahun. Penyakit ini juga biasa menyerang seseorang yang baru saja menjalani operasi. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada jalannya sistem pencernaan makanan, juga akibat pengaruh reaksi obat yang diminum.
Selain kondisi internis tubuh, kondisi lingkungan juga dapat mengakibatkan diare. Misalnya, saat berkunjung ke tempat atau negara lain yang kondisi kebersihan air atau makanannya tidak terjaga. Diare juga dapat ditulari melalui feses yang mengandung kuman penyebab diare. Hal ini terjadi jika tanah, sungai, atau air yang digunakan terkontaminasi oleh kotoran penderita penyakit diare, yang buang air di sembarang tempat.
Diare terbagi dalam 2 tipe, akut (jangka pendek) dan kronis (jangka panjang). Diare akut biasanya terjadi kurang dari 4 minggu, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau infeksi parasit, sementara diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu, misalnya karena penderita terjangkit penyakit lain yang memicu diare, seperti kanker.
Diare pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam 5 hari. Jadi, sebenarnya tidak perlu diberi obat apa pun. Yang penting, selalu dijaga agar tidak terjadi dehidrasi dengan melakukan rehidrasi oral (minum air putih dan cairan oralit banyak-banyak). Apabila diare berlangsung secara berlebihan, barulah perlu dibantu obat.
------------------------------------------
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.
Faktor yang mempengaruhi diare :
- Lingkungan Gizi Kependudukan
- Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa).
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.
3. Kurang gizi.
4. Alergi terhadap susu.
5. Immuno defesiensi.
-----------------------
TESTIMONI
A.
Nama : Bagus Heriyanto
Asal : Tangerang, Banten
Umur : 6 tahun
Profesi : Pelajar SD (Sekolah
Penyakit : Diare
“Sewaktu demam berdarah menyerang Bagus, kita kelabakan, mau dibawa ke dokter secepatnya ataukah coba minum XAMthonePlus. Saya teringat apa yang pernah Pak Fico bilang, “kalau demam atau panas, coba 60 ml setelah itu tidur, pasti tidak jadi ke dokter. Saya praktikan ke Bagus dan haslinya persis, Bagus tidak jadi ke dokter. Bagus minum 60 ml sekaligus, sampai sekarang Bagus tetap minum, buat anak jangan main-main,” pesan Ibu Murni, ibunda dari Bagus.”
B.
Nama : Zaki Anwar
Asal : Jakarta, DKI Jakarta
Umur : 10 tahun
Profesi : Pelajar SD (Sekolah
Penyakit : Diare
“Demam dan diare diderita oleh Zaki. Sebelum saya putuskan ke dokter saya coba berikan 30 ml XAMthonePlus kepada anak saya. Langsung dia tidur dan bangun-bangun kondisi sudah segar kembali. Tidak sampai 1 jam, panasnya turun dan diarenya mampat. Saya teruskan sampai dia benar-benar sembuh. Akhirnya tidak jadi ke dokter. Selain itu Zaki juga tambah tinggi dan cerdas karena sering minum XAMthonePlus. Kesaksian ini dituturkan oleh Ibunda Zaki, Risa, kepada www.xamthone.com
C.
Nama : Raihan
Asal : Bondowoso, Jawa Timur
Umur : 5 tahun
Profesi : Anak TK (Taman Kanak
Penyakit : Diare
Raihan menderita demam tinggi dan diare. Setelah minum XAMthonePlus 2 sendok makan, panasnya turun dan diarenya berhenti. Alhamdulillah Raihan sudah bisa bermain kembali dalam waktu beberapa menit kemudian. Kesaksian ini dituturkan oleh Maya seorang pelanggan XAMthonePlus asal Bondowoso.